Bagian 1
Oleh : azis mutaqin
Aristoteles memang tidak bisa dipungkiri lahir sebagai
bapak Logika meskipun masih banyak lagi filosof-filosof barat lainya. Setelah
adanya sejarah bahwa logika Aristoteles masuk ke dunia islam,umat islam telah
mengenalnya sejak dini,yaitu bebrapa tahun saja setelah wafatnya Nabi
Muhammad.kemudian semenjak adanya perhatian penerjemahan yang dimulai pada
al-Mansur dan puncaknya pada masa al-Ma’mun,maka masuklah istilah-istilah
filsafat dan logika ke dunia islam.Selanjutnya,dengan lahirnya para filodof
muslim,filsafat islam menjadi berkembang subur dan pesat di dunia
islam.Filsafat dan Logika Aristoteles adalam amat besar pengaruhnya terhadap
para filosof muslim.
Sebagai telah disebutkan juga bahwa diantara para
filosof muslim yang amat terpengaruh oleh logika Aristoteles adalah seperti
al-Farabi , Ibn Sina ,al-Ghazali dan ibn Rusyd .Karena itu ,disini kritikan Ibn
Taimiyah akan dibatasi pada keempat filosof Muslim tersebut.
Al- Farabi mengatakan bahwa “Seni Logika”
,umumnya,memberikan aturan-aturan , yang bila diikuti dapat memberikan
pemikiran yang benar dan mengarahkan manusia secara langsung kepada kebenaran
dan menjauhkan diri dari kesalah-kesalahan. Logika juga membantu kita
membedakan yang enar dan yang salah dan memperoleh cara benar dalam berfikir,
atau menunjukan orang lain kepada cara benar. Ia juga menunjukan dari man kita
mulai berpikir dan bagaimana mengarahkan pemikiran itu kepada kesimpulan –kesimpulan
akhir.Sebagaimana al-Farabi,Ibn Sina juga berpendapat bahwa logika adalah alat
yang berguna untuk menjaga akal dari tersalah,karena fitrah manusia
semata,kadangkala,tidak cukup.Sementara itu al-Ghazali menjadikan logika
sebagai syarat yang harus dimiliki terlebih dahulu atas semua ilmu.Logika kata
al-Ghazali adalah pendahuluan dari segala ilmu karena itu,siapa yang tidak menhuasainya ,ilmunya tidak dapat
dipercaya . Di tempat lain ,ia juga mengatakan bahwa,logika pada umumnya adalah
metode yang benar,jarang terjadi kesalahn:andaikan terjadi
kesalahan,kemungkinan hanya terjadi pada istilah-istilah ,bukan pada kmakna dan
ntujuanya.Sebab tujuan adalah petunjuk jalan pembuktian.
Ibn mengatakna bahwa logika Aristoteles adalah sumber
kebahagian manusia,kebahagian manusia di ukur dengan kerjanya logika.Secara
umu,Ibn Taimiyah menolak tugas logika atau tujuanya adalah sebagai mizan atau atauran bagi imu-ilmu
rasional dan kedanya tergantung pembuktian dan kesimpulan ,serta menyampaikan
kita kepada ilmu pasti(yakin),Menurutnya ilmu-lmu rasional dapat diketahui
dengan fitrah manusia yang telah diberikan Allah kepada anak cucu Adam untuk
mengetahui sesuatu.Ia tidak pada suatu kaidah atau ketentuan yang diciptakan
oleh seorang tertentu. Seperti Aristoteles sebab para ilmuan dari seluruh
bangsa telah banyak dapat mengetahui tentang hakikat sesuatu,tanpa seorang pun
diantara mereka yang mengetahui logika aristoteles .Dengan pengkajian dan
perenungan akan sesuatu,mereka dapat mengetahiu hakikat kebenaran,tanpa
mempergunakan logika Aristoteles.
Orang yang berakal,kata Ibn Taimiyah , tidak boleh
berpendapat bahwa aturan akal yang ditrunkan Allah adalah Logika
Yunani(baca:logika Aristoteles,pen).sebab Allah telah menurunkan aturan-aturan
melalui kitab-kitab sucinya jauh sebelum adanya logika Aristoteles,yaitu
semenjak Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s , Nabi Musa a.s, dan Nabi-nabi lainya.
Sedangkan logika yunani baru diciptkan oleh Aristoteles (w.322 SM)
Akan
tetapi amat disayangkan,kata Ibn Taimiyah ,para filosof mencampuradukan
kebenaran yang diambil dari agama dengan kebatilan yang diambil dari
dasar-dasar filasafat yang sesat.Mereka a berusaha mengharmoniskan antara agama
dan filsafat ,dengan berpegang kepada nash-nash,tetapi melakukan pentakwilan
yang jauh menyamping dari ketentuan agama dab hanya menyesuaikan dengan
kaidah-kaidah fisafat.Umpamanya,nmereka mengatakan bahwa sifat-sifatn Allah
yang terdapat dalam Al-quran dan yang dituturkan oleh nabi Muhammad hanyalah
bzat Allah yang maha esa.’Arasy adalah falak yang kesmbilan,kursin (al-Kursy)
adalah falak kedelapan. Malaikat adalah jiwa-jiwa dsan kekuatan atau daya yang
terdapat pada jisim-jisim,tidak adan sesuatu nkejadian diluarn adat
kebiasaan,demikian plan mereka tidakn percaya kepada mukjizat. Mukjizat hanyalah
semacam dari kekuatan alami atau kekuatan daya jiwa,dan lainya yang dalam
kesemuanya itu menurut Ibn Taimiyah ,para filosof telah menyelewengkan nash-nash agama dan ilmu
mereka tidak berdasarkan atas jaran rasulullah.
Upaya Pengharmonisasian
Filsafat dan Agama
Fungsi
logika bagi para filosof Muslim adalah usaha untuk pengharmonisan itu filsafat
dan agama.Disaat musuh-musuh islam darei agama-agama lain menyerang islam
dengan bersenjatakan fisafat dan logika,maka nfilosof Islam berusaha mempertahankan dan membendung
agama islam dengan senjata yang sama seperti ada padsa musuh-musuh mereka,dan
mereka berusaha membuktikan kebenaran akidah islam dengan dalil logika
demonstratif. Cara ini menurut Ibn Taimiyah adalah amat keliru dan berbahaya.
Kenapa? Karena menjadikan penyederhanaan sebagain dari filsafat Yunani,disisi
dan mengorbankan sebagian akidah islam. Jika al-Ghazali mengafirkan (Takfir)
para filosof dalam tiga masalah, Ibn Taimiyah mengafirkan para filisof lebih
dari itu : yaitu dalam masalah kenabian,para malaikat,mukjizat dan teori
emanasi (pancaran). Emanasi adalah bahwa dari yang maha Esa hanya dapat muncul
yang maha Esa pula.sedangkan Akal Aktif (al-Agl
al-Fa’ad) yaitu kesepuluhan
menciptakan apa yang berada dibawah planet bulan. Pendapat seperti menurut Ibn
Taimiyah ,benar-benar merupakan suatu kekafiran,karena tak seorang pun dari Ahl
al-Kitab dan kaum musyrikin Makkah yang berpendapat demikian.Kritik ini agaknya
terlalu berlebihan,karena perbedaan pendapat di antara sesama Muslim,betapapun warnanya
tidak pada tempatnya untuk saling mengafirkan.
Teori
Emanasi ,menurut al-Farabim dan Ibn Sian ialah bahwa tuhan sebagai akal
berfikir tentang dirinya dan dari pemikiran ini timubul maujud lain. Tuhan merupakan wujud pertama dan dengan pemikiran itu
timbul wujud kedua juga mempunyai subtansi. Ia disebut Akal pertama,yang
pertama tidak bersifat materi. Wujud kedua berpikir tentang wujud pertama dan
dari pemikiran itu timbul wujud ketiga yang disebut akal kedua.
Usaha
logika al-Farabi dan Ibn Sina dalam rangka pengharmonisan antara filsafat dan
agama inilah yang dikiritik dengan tajam oleh Ibn Taimiyah. Karena mereka
menurut Ibn Taimiyah dengan teori emanasinya itu telah menjadikan Allah dalamn
menciptakan alam bukan atas kehendak dan penentuan dengan pilihanb dan
kekuasaanya.tetapi hanya dengan limpahan atau emanasi nsaja. Allah sebab yang
sempurna yang lazim bagi keberadaan alam.Alam timbul dari Allah dengan
kelaziman dan kemestian, yang tidak terpisahkan dari nya. Hubunagn Allah dengan
alam bagaikan hubunganb matahari dengan cahanya. Dan wahyu yang diperoleh rasul
adalah limpahan dari Akal kesepuluh atau akal aktif.yang dalam istilah praktis
agama disebut dengan malaikat.pendapat mereku itu menurut Ibn Taimiyah lebih
besar kekafiranya dari perkataan kaum
musyrikin Mekkah,sebab mereka hanya mengatakan bahwa malikat-malaikat adalah
anak-anak perempuan Yuhan ,sedangkan Allah tetap sebagai pencipta langit dan
bumi dan menciptkan para malaikat dengan kehendak dan kekuasaanya.